Speech delay atau keterlambatan bicara merupakan bentuk keterlambatan dalam perkembangan atau mekanisme seseorang untuk mengeluarkan suara. Speech delay sering terjadi pada masa awal pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang berhubungan dengan kesiapan otak dapat diakibatkan oleh kurangnya interaksi antara anak dan orang tua. Dalam kondisi lebih serius, speech delay dapat menunjukkan adanya gangguan pendengaran hingga gangguan mental pada anak.
Speech delay dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak sehingga mengakibatkan kesulitan untuk berkomunikasi dan mengekspresikan keinginannya kepada orang lain. Hal ini akan menyulitkan orang tua untuk memahami keinginan buah hatinya. Deteksi yang lebih dini dapat membantu perkembangan anak untuk mengejar ketertinggalan dalam hal kemampuan berbicara.
Speech delay dapat berhubungan dengan keterlambatan kemampuan dalam berbahasa dan berbicara pada masa perkembangan dan pertumbuhan anak-anak. Terdapat perbedaan diantara keterlambatan kemampuan berbahasa dan berbicara. Keterlambatan berbahasa berhubungan dengan kemampuan untuk menyatakan isi pikiran atau menyerap informasi dari lingkungan, sedangkan keterlambatan berbicara berhubungan dengan kemampuan untuk mengucapkan, mengeluarkan suara atau melafalkan suatu kata.
Kemampuan setiap anak untuk berbicara berbeda-beda sehingga sulit untuk menyamakan kemampuan seorang anak dengan anak lainnya. Hal ini dikarenakan bentuk kesiapan otak setiap anak berbeda. Namun, terdapat beberapa tanda yang dapat membantu mengukur perkembangan kemampuan berbicara anak. Tanda-tanda tersebut antara lain:
- Pada usia hingga 1 tahun, anak dapat mengucapkan kata yang menunjukkan kedua orang tuanya seperti kata ‘mama’ dan ‘papa’
- Pada usia 1-2 tahun, anak dapat menunjuk ke arah orang tuanya dan merespon ketika namanya dipanggil.
- Pada usia 2 tahun, anak dapat menunjuk benda atau mengucapkan 2-3 kata, interaksi dengan bicara dengan bentuk komunikasi sederhana.